DISPARBUDPORA PALANGKA RAYA

Palangka Raya Genjot Strategi Baru: Dari Kota Transit Jadi Destinasi Utama

Palangka Raya Semakin KEREN – Selama ini, Palangka Raya kerap dipandang sekadar kota persinggahan sebelum wisatawan melanjutkan perjalanan ke destinasi lain di Kalimantan. Namun, citra tersebut perlahan mulai diubah. Pemerintah Kota Palangka Raya bersama para pemangku kepentingan pariwisata kini menyiapkan strategi komprehensif agar kota berjuluk Kota Cantik itu tak lagi sekadar transit, melainkan tujuan utama wisatawan.(Kamis,21/8/25)

Data kunjungan wisatawan menunjukkan tren positif. Tahun 2024, wisatawan nusantara yang datang ke Palangka Raya tercatat mencapai lebih dari 600 ribu orang. Meski begitu, tantangan masih ada, terutama dalam meningkatkan lama tinggal wisatawan dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2025 mencatat TPK hotel berbintang di Kalimantan Tengah berada di angka 43,18 persen. Angka ini memberi ruang besar untuk pertumbuhan lebih lanjut.

Mengubah persepsi wisatawan bukanlah perkara mudah. Menurut pakar pemasaran, citra destinasi (destination image) memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan wisatawan. Karena itu, Palangka Raya kini fokus pada penciptaan reason to stay—alasan yang membuat wisatawan menetap lebih lama.

Langkah nyata terlihat dari penguatan konsep “wisata depan pintu”. Destinasi yang mudah dijangkau dari pusat kota seperti Dermaga Kereng Bangkirai, Susur Sungai Sebangau, hingga Hutan Kota Nyaru Menteng kini ditata ulang dan dipromosikan secara lebih agresif. Selain itu, festival budaya dan event tahunan seperti Festival Palangka Raya dan Lewu Palangka Festival dirancang sebagai jangkar pariwisata dengan kalender acara yang pasti, sehingga wisatawan bisa merencanakan kunjungan jauh hari.

Wisatawan modern, menurut sosiolog John Urry, mencari pengalaman otentik dan momen yang bisa dibagikan. Menjawab tren ini, para pelaku wisata lokal di Palangka Raya didorong untuk menawarkan lebih dari sekadar akomodasi. Paket wisata susur sungai saat senja, kuliner khas Dayak di tepi sungai, hingga workshop kerajinan lokal kini mulai dikemas untuk memberi pengalaman penuh selama dua hingga tiga hari.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Palangka Raya, Hj. Iin Hendrayati Idris, S.Sos., M.M., menekankan pentingnya kolaborasi multipihak. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Perlu sinergi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, komunitas, dan media untuk membangun ekosistem pariwisata yang berdaya saing,” ujarnya.

Upaya mengubah citra Palangka Raya dari kota singgah menjadi destinasi utama bukanlah sprint singkat, melainkan maraton panjang. Konsistensi dalam promosi, diversifikasi produk wisata, serta sinergi antarpihak akan menjadi kunci. Dengan strategi berbasis data dan pemahaman perilaku wisatawan modern, Palangka Raya optimistis mampu menunjukkan bahwa jantung Kalimantan menyimpan lebih dari sekadar tempat persinggahan, tetapi juga pengalaman dan petualangan yang layak dituju.

Tampilkan lebih banyak

Berita Terkait

Back to top button